Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pertemuan 6): [9] Penelitian KUANTITATIF eksperimental: Sejarah, karakteristik, ancaman validitas, dan tahapan penelitian

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Halo semuanya, selamat datang di blog ku. 👋👋

Perkenalkan, nama saya Muhammad Fikrul Akbar Suwahyu, mahasiswa S2 Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Pada semester ini, saya menempuh mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif.

Kali ini, saya ingin share mengenai deskripsi Novelty dan Analisis Kritis Artikel di blog ini.

Selamat membaca ya 😁


Judul Artikel:

"A Graphical Catalog of Threats to Validity: Linking Social Science with Epidemiology"

Analisis Kritis Artikel:
  1. Tujuan: Menjembatani kesenjangan antara tradisi ilmu sosial klasik yang menyoroti ancaman terhadap validitas (menurut Campbell dan Stanley) dengan pendekatan modern dalam epidemiologi yang menggunakan Directed Acyclic Graphs (DAGs) untuk menganalisis hubungan kausal.
  2. Metode Penelitian: Bersifat konseptual dan deskriptif-analitis. Peneliti melakukan kajian mendalam terhadap literatur klasik yang membahas empat kategori validitas (validitas internal, eksternal, konstruk, dan statistik) lalu menghubungkannya dengan teori dan praktik epidemiologi modern yang berbasis DAG. Melalui analisis konseptual, setiap jenis ancaman validitas diilustrasikan menggunakan model grafis yang menunjukkan hubungan kausal antarvariabel. Sebanyak 37 ancaman validitas diidentifikasi dan divisualisasikan.
  3. Hasil: Menunjukkan bahwa setiap ancaman validitas dapat direpresentasikan secara visual menggunakan DAG, sehingga hubungan sebab-akibat yang menimbulkan bias dapat lebih mudah dipahami. Artikel ini berhasil menghubungkan istilah-istilah klasik seperti history effect, maturation, atau selection bias dengan konsep epidemiologi modern seperti confounding, measurement error, dan collider bias. Dengan demikian, peneliti dapat menggunakan representasi grafis untuk memperkirakan potensi ancaman sejak tahap perancangan hingga analisis data. Pendekatan ini juga memfasilitasi komunikasi lintas disiplin antara peneliti sosial dan peneliti kesehatan masyarakat.
  4. Kesimpulan: Penggunaan DAG sebagai alat bantu visual dapat memperkuat pemahaman terhadap berbagai ancaman validitas yang sering dihadapi dalam penelitian kuantitatif, baik di bidang sosial maupun kesehatan. Penulis juga menekankan pentingnya integrasi antara teori validitas klasik dan pendekatan kausal modern agar proses penelitian menjadi lebih transparan, logis, dan dapat direplikasi. 
  5. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian: Kelebihan pada artikel ini yaitu menyatukan dua tradisi metodologis besar (ilmu sosial dan epidemiologi) dalam memahami validitas penelitian; penyajian katalog DAG yang komprehensif membuat konsep ancaman validitas lebih mudah dipahami; serta dapat digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk merancang penelitian yang lebih valid dan mengurangi bias. Sedangkan kekurangannya yaitu tidak menyertakan data atau pengujian empiris terhadap efektivitas katalog DAG dalam praktik penelitian nyata; penggunaan DAG membutuhkan pengetahuan statistik dan kausalitas yang cukup kompleks, sehingga tidak semua peneliti dapat langsung mengaplikasikannya; serta contoh yang digunakan lebih banyak diambil dari konteks epidemiologi, sehingga perlu adaptasi untuk bidang lain seperti pendidikan atau psikologi.

Novelty:

Pustaka terdahulu (Campbell & Stanley, 1963) berfokus pada pendeskripsian berbagai bentuk desain penelitian eksperimen serta mengidentifikasi ancaman terhadap validitas internal dan eksternal, namun pendekatannya masih bersifat naratif dan konseptual tanpa dukungan visual atau alat analisis untuk memahami hubungan kausal antarvariabel. Pustaka lain (Cook & Campbell, 1979) berfokus pada penyempurnaan klasifikasi ancaman validitas serta memperkenalkan konsep kontrol statistik dalam desain kuasi-eksperimental, namun masih tetap berfokus pada aspek teoretis dan belum menyediakan model visual yang menunjukkan hubungan sebab-akibat secara eksplisit. Pustaka lain (Shadish et al., 2002) berfokus pada pengembangan empat dimensi validitas (internal, eksternal, konstruk, dan statistik) serta menekankan pentingnya inferensi kausal yang kuat dalam penelitian sosial, namun tidak menyajikan cara sistematis untuk memetakan ancaman validitas dalam konteks analisis kausal yang kompleks serta pendekatannya masih mengandalkan narasi dan tabel deskriptif. Pustaka lain (Pearl, 2009) berfokus pada pengenalan Directed Acyclic Graphs (DAGs) sebagai kerangka berpikir dalam memahami hubungan kausal dan bias dalam penelitian ilmiah. Meskipun DAG sangat kuat dalam analisis kausal, namun penggunaannya lebih dominan di bidang statistik dan epidemiologi, belum banyak diterapkan untuk menjelaskan konsep validitas dalam ilmu sosial secara menyeluruhDengan demikian, diperlukannya pustaka berupa penelitian yang menyatukan pemahaman klasik tentang validitas dengan pendekatan visual modern agar para peneliti dapat mengenali, menganalisis, dan mengendalikan ancaman validitas secara lebih sistematis dan lintas disiplin. Artikel ini mengisi kekosongan penelitian terdahulu dengan menggabungkan konsep klasik ancaman validitas dengan model kausal grafis (DAG) yang sebelumnya belum pernah dilakukan secara sistematis. Artikel ini juga menciptakan “katalog grafis” pertama yang dapat digunakan lintas disiplin, sekaligus menghubungkan terminologi tradisional ilmu sosial dengan pendekatan analisis modern dalam epidemiologi.

Untuk artikel bisa diakses melalui link berikut :

⇒ Click Here ⇐


Demikian sharing saya terkait Novelty dan Analisis Kritis Artikel pada kali ini. Semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian, dan mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan.

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini 🙏 

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pertemuan 3): [3] Pemilihan Masalah Penelitian, dan Pertanyaan Penelitian

Metodologi Penelitian Kuantitatif (Pertemuan 2): [1] Hakekat penelitian pendidikan: Peran penelitian pendidikan, isu-isu epistemologi dalam penelitian pendidikan: modernism (positivisme) dan posmodernism (post-positivisme)

Pembangunan Berkelanjutan untuk Masyarakat (Pertemuan 3): Teori belajar sains (konstruktivisme, inquiry, STEM, PBL)